PENGERTIAN VIRUS
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel
organisme biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup
dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak
memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang,
virus merupakan parasit obligat dan di luar inangnya menjadi tak berdaya.
Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat yang diselubungi
semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau
kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi baik protein yang digunakan untuk
memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.
Istilah virus biasanya
merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme
multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofag atau fag digunakan
untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme
lain yang tidak berinti sel).
Virus sering diperdebatkan statusnya
sebagai makhluk hidup karena ia tidak dapat menjalankan fungsi biologisnya
secara bebas. Karena karakteristik khasnya ini virus selalu terasosiasi dengan
penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya virus influenza dan HIV), hewan
(misalnya virus flu burung), atau tanaman (misalnya virus mosaik tembakau)
Sejarah virus
Menurut para ahli biologi, virus
merupakan organisme peralihan antara makhluk hidup dan benda mati. Dikatakan
peralihan karena virus mempunyai ciri-ciri makhluk hidup, misalnya mempunyai
DNA (asam deoksiribonukleat) dan dapat berkembang biak pada sel hidup. Memiliki
ciri-ciri benda mati seperti tidak memiliki protoplasma dan dapat dikristalkan.
Para penemu virus antara lain D. Iwanoski (1892) pada tanaman tembakau,
dilanjutkan M. Beijerinck (1898), Loffern dan Frooch (1897) menemukan dan
memisahkan virus penyebab penyakit mulut dan kaki (food and mouth diseases),
Reed (1900) berhasil menemukan virus penyebab kuning (yellow fever), Twort dan
Herelle (1917) penemu Bakteriofage, Wendell M. Stanley (1935) berhasil
mengkristalkan virus mosaik pada tembakau. Pengetahuan tentang virus terus
berkembang sampai lahir ilmu cabang biologi yang mempelajari virus disebut
virology.
1. Ciri-ciri Virus
– Berukuran ultra mikroskopis
– Parasit sejati/parasit obligat
– Berbentuk oval, bulat, batang, huruf T, kumparan
– Kapsid tersusun dari protein yang berisi DNA saja atau RNA
– Dapat dikristalkan
– Aktivitasnya harus di sel makhluk hidup
2. Struktur dan anatomi Virus
Untuk mengetahui struktur virus
secara umum kita gunakan bakteriofage (virus T), strukturnya terdiri dari:
a. Kepala
Kepala virus berisi DNA dan bagian luarnya diselubungi kapsid. Satu unit protein
yang menyusun kapsid disebut kapsomer.
b. Kapsid
Kapsid adalah selubung yang berupa protein. Kapsid terdiri atas kapsomer.
Kapsid juga dapat terdiri atas protein monomer yang yang terdiri dari rantai
polipeptida. Fungsi kapsid untuk memberi bentuk virus sekaligus sebagai
pelindung virus dari kondisi lingkungan yang merugikan virus.
c. Isi tubuh
Bagian isi tersusun atas asam inti, yakni DNA saja atau RNA saja. Bagian isi
disebut sebagai virion. DNA atau RNA merupakan materi genetik yang berisi
kode-kode pembawa sifat virus. Berdasarkan isi yang dikandungnya, virus dapat
dibedakan menjadi virus DNA (virus T, virus cacar) dan virus RNA (virus
influenza, HIV, H5N1). Selain itu di dalam isi virus terdapat beberapa enzim.
d. Ekor
Ekor virus merupakan alat untuk menempel pada inangnya. Ekor virus terdiri atas
tubus bersumbat yang dilengkapi benang atau serabut. Virus yang menginfeksi sel
eukariotik tidak mempunyai ekor.
Virus terkecil berdiameter hanya 20
nm (lebih kecil daripada ribosom), sedangkan virus terbesar sekalipun sukar
dilihat dengan mikroskop cahaya.
Asam nukleat genom virus dapat berupa
DNA ataupun RNA. Genom virus dapat terdiri dari DNA untai ganda, DNA untai
tunggal, RNA untai ganda, atau RNA untai tunggal. Selain itu, asam nukleat
genom virus dapat berbentuk linear tunggal atau sirkuler. Jumlah gen virus
bervariasi dari empat untuk yang terkecil sampai dengan beberapa ratus untuk
yang terbesar. Bahan genetik kebanyakan virus hewan dan manusia berupa
DNA, dan pada virus tumbuhan kebanyakan adalah RNA yang beruntai tunggal.
Bahan genetik virus diselubungi oleh
suatu lapisan pelindung. Protein yang menjadi lapisan pelindung tersebut
disebut kapsid. Bergantung pada tipe virusnya, kapsid bisa
berbentuk bulat (sferik), heliks, polihedral, atau bentuk yang lebih kompleks
dan terdiri atas protein yang disandikan oleh genom virus. Kapsid terbentuk
dari banyak subunit protein yang disebut kapsomer.
3. Reproduksi Virus
Cara reproduksi virus dikenal sebagai
proliferasi yang terdiri dari:
a. Daur litik (litic cycle)
1. Fase Adsorbsi (fase penempelan)
Ditandai dengan melekatnya ekor virus pada sel bakteri. Setelah menempel virus
mengeluarkan enzim lisoenzim (enzim penghancur) sehingga terbentuk lubang pada
dinding bakteri untuk memasukkan asam inti virus.
2. Fase Injeksi (memasukkan asam inti)
Setelah terbentuk lubang pada sel bakteri maka virus akan memasukkan asam inti
(DNA) ke dalam tubuh sel bakteri. Jadi kapsid virus tetap berada di luar sel
bakteri dan berfungsi lagi.
3. Fase Sintesis (pembentukan)
DNA virus akan mempengaruhi DNA
bakteri untuk mereplikasi bagian-bagian virus, sehingga terbentuklah
bagian-bagian virus. Di dalam sel bakteri yang tidak berdaya itu disintesis
virus dan protein yang dijadikan sebagai kapsid virus, dalam kendali DNA virus.
4. Fase Asemblin (perakitan)
Bagian-bagian virus yang telah terbentuk, oleh bakteri akan dirakit menjadi
virus sempurna. Jumlah virus yang terbentuk sekitar 100-200 buah dalam satu
daur litik.
5. Fase Litik (pemecahan sel inang)
Ketika perakitan selesai, maka virus akan menghancurkan dinding sel bakteri
dengan enzim lisoenzim, akhirnya virus akan mencari inang baru.
b. Daur lisogenik (lisogenic cycle)
1. Fase Penggabungan
Dalam menyisip ke DNA bakteri DNA
virus harus memutus DNA bakteri, kemudian DNA virus menyisip di antara benang
DNA bakteri yang terputus tersebut. Dengan kata lain, di dalam DNA bakteri
terkandung materi genetik virus.
2. Fase Pembelahan
Setelah menyisip DNA virus tidak aktif disebut profag. Kemudian DNA bakteri
mereplikasi untuk melakukan pembelahan.
3. Fase Sintesis
DNA virus melakukan sintesis untuk membentuk bagian-bagian viirus
4. Fase Perakitan
Setelah virus membentuk bagian-bagian virus, dan kemudian DNA masuk ke dalam
akan membentuk virus baru
5. Fase Litik
Setelah perakitan selesai terjadilah lisis sel bakteri. Virus yang terlepas
dari inang akan mencari inang baru
4. Klasifikasi Virus
Menurut klasifikasi Bergey, virus
termasuk ke dalam divisio Protophyta, kelas Mikrotatobiotes dan ordo Virales
(Virus). Pada tahun 1976 ICTV (International Commite on Taxonomy of Virus)
mempublikasikan bahwa virus diklasifikasikan struktur dan komposisi tubuh,
yakni berdasarkan kandungan asam. Pada dasarnya virus dibedakan atas dua
golongan yaitu virus DNA dan virus RNA.
a. Virus DNA mempunyai beberapa
famili:
1. Famili Parvoviridae seperti genus Parvovirus
2. Famili Papovaviridae seperti genus Aviadenovirus
3. Famili Adenoviridae seperti genus Mastadenovirus
4. Famili Herpesviridae seperti genus Herpesvirus
5. Famili Iridoviridae seperti genus Iridovirus
6. Famili Poxviridae seperti genus Orthopoxvirus
b. Virus RNA mempunyai beberapa
famili:
1. Famili Picornaviridae seperti genus Enterivirus
2. Famili Reoviridae seperti genus Reovirus
3. Famili Togaviridae seperti genus Alphavirus
4. Famili Paramyvoviridae seperti genus Pneumovirus
5. Famili Orthomyxoviridae seperti genus Influensavirus
6. Famili Retroviridae seperti genus Leukovirus
7. Famili Rhabdoviridae seperti genus Lyssavirus
8. Famili Arenaviridae seperti genus Arenavirus
5. Peran Virus dalam Kehidupan Manusia
a. Virus yang menguntungkan,
berfungsi untuk:
1. Membuat antitoksin
2. Melemahkan bakteri
3. Memproduksi vaksin
4. Menyerang patogen
b. Virus yang merugikan,
penyakit-penyakit yang disebabkan virus antara lain:
1. Pada Tumbuh-tumbuhan
Mozaik pada daun tembakau Tobacco Mozaic Virus
Mozaik pada kentang Potato Mozaic Virus
2. Mozaik pada tomat Tomato Aucuba Mozaic Virus
Kerusakan floem pada jeruk Citrus Vein Phloem Degeneration
3. Pada Hewan
Tetelo pada Unggas New Castle Disease Virus
Cacar pada sapi Vicinia Virus
Lidah biru pada biri-biri Orbivirus
Tumor kelenjar susu monyet Monkey Mammary Tumor Virus
4. Pada Manusia
Influensa Influenzavirus
AIDS Retrovirus
SARS Coronavirus
Flu burung Avianvirus
6. Pertahanan Diri Terhadap Serangan
Virus
Kemampuan virus untuk menyebabkan
penyakit disebut virulensi. Virulensi virus ditentukan oleh:
a. keberadaan dan aktivitas reseptor pada permukaan inang yang memudahkan virus
untuk melekat
b. kemampuan virus menginfeksi sel
c. kecepatan replikasi virus dalam sel inang
d. kemampuan sel inang dalam menahan serangan virus
Sebagian besar virus masuk ke tubuh manusia melalui mulut dan hidung, kulit
yang luka. Jika ada virus yang masuk, sel tubuh akan mempertahankan dengan
menghasilkan sel fagosit, antibodi, dan interferon (protein khas)
Contoh pengaruh virus dalam perikanan
:
Satu virus baru yang dapat
menyebabkan kematian secara masal telah menyerang ikan mas (Cyprinus carpio)
dan koi (Cyprinus carpio koi) dilaporkan mulai terjadi pada awal Tahun 1996 di
Inggris (Ilouze, et al., 2006a), musim semi Tahun 1998 di Israel (Perelberg, et
al., 2003) dan Korea (Choi, et al., 2004) dan menyebar ke Amerika Utara, Eropa
dan Asia Tenggara (Dishon, et al., 2002) termasuk Indonesia. Di Jepang, wabah
penyakit ini terjadi pada Oktober 2003 di Danau Kasumigura yang merupakan
tempat utama produksi budidaya ikan mas (Haramoto, et al., 2007), sedangkan di
Amerika, isolat virus sudah didapatkan pada Tahun 1998 dan wabah penyakit ini
sudah menyebabkan kematian pada ikan mas liar di Sungai Chadakoin pada Tahun
2004 (Grimmett, et al., 2006). Penyakit ini dapat menyerang berbagai ukuran
ikan mulai larva hingga induk, biasanya terjadi pada kisaran suhu 18-28 oC dan
dapat menyebabkan kematian 80-100% (Perelberg, et al., 2003; Gilad, et al.,
2003; Ilouze, et al., 2006a). Pada ikan sakit, paling sering teramati luka pada
insang, sisik, ginjal, limfa, jantung dan sistem gastrointestinal (Ilouze, et
al., 2006a). Secara visual pada bagian eksternal tubuh, dapat teramati adanya
warna sisik yang gelap dan nekrosis insang yang akut (Choi, et al., 2004) dan
hemoragik pada dasar sirip punggung, sisip dada, dan sirip anus (Grimmett, et
al., 2006), sedangkan secara histologi dapat teramati adanya perubahan pada
insang berupa kehilangan lamela (Pikarsky, et al., 2004).
Serangan virus ini telah menyebabkan
kerugian yang sangat besar pada industri akuakultur mengingat dua jenis ikan
yang diserang merupakan komoditas utama ikan konsumsi dan ikan hias. Di Israel,
penyakit ini telah menyebar ke 90% budidaya ikan mas di semua bagian negara
(Perelberg, et al., 2003). Hal serupa juga terjadi di Indonesia, penyebaran
penyakit ini telah melintasi hampir semua daerah budidaya ikan
mas. Kegiatan budidaya yang intensif, pameran ikan koi dan
perdagangan aktif domestik dan internasional yang hampir tidak ada pembatasan
dan pemeriksaan atau penerapan program karantina merupakan penyebab penyebaran
yang sangat cepat penyakit ini secara global
7.Jenis bakteri dan penyakit yang ditimbulkan
1) Pseudomonas
aeruginosa (Pseudomonas pyocyaneus)
Bakteri ini dapat masuk ke jaringan tubuh dan menimbulkan
gejala penyakit, seperti infeksi traktus urinarius, infeksi jaringan paru,
infeksi kornea.Biasanya infeksi tersebut menimpa penderita diabetes mellitus
atau pecandu narkoba. Upaya pencegahan yang paling baik adalah menjaga daya
tahan tubuh tetap tinggi dan pada penularan pasien yang dirawat di rumah sakit
dapat dilakukan dengan cara kerja yang steril.
2) Vibrio cholerae
Bakteri ini menyebabkan penyakit cholera asiatica.Gejala
penyakit yang ditimbulkan ini berupa nausea, muntah, diare, dan kejang perut.
Keadaan ini dapat menyebabkan kejang kematian dalam beberapa jam sampai
beberapa hari dari permulaan sakit. Cara penularan melalui makanan dan minuman
yang terkontaminasi bakteri ini.Pengobatan dapat dilakukan dengan mengganti
cairan dan elektrolit yang hilang, sedangkan pencegahan dapat dilakukan dengan
menjaga kebersihan makanan dan minuman serta perbaikan sanitasi lingkungan.
3) Vibrio El Tor
Sifat bakteri ini sama dengan Vibrio cholera.
4) Spirillium minus
(Treponema sodoku)
Bakteri ini menyebabkan penyakit rat-bite-fever (demam
karena gigitan tikus), dengan gejala berupa demam yang mendadak, sakit otot,
ruam kemerahan pada kulit, sakit kepala, nausea, dan radang kelenjar getah
bening regional.pencegahan dilakukan dengan peningkatan sanitasi lingkungan
terutama kebersihan rumah sehingga tidak ada tikus.
5) Escherichia coli
Bakteri ini dapat menyebabkan terjadinya epidemic
penyakit-penyakit saluran pencernaan makanan, seperti kolera, tipus, disentri,
diare, dan penyakit cacing.bibit penyakit ini berasal dari feses manusia yang
menderita penyakit-penyakit tersebut. indicator yang menunjukkan bahwa air
rumah tangga sudah dikotori feses adalah dengan adanya E.coli dalam air
tersebut, karena dalam feses manusia baik sakit maupun sehat terdapat bakteri
ini.
E.coli dapat menimbulkan pneumonia, endokarditis, infeksi
pada luka dan abses pada berbagai organ.bakteri ini juga merupakan penyebab
utama meningitis pada bayi yang baru lahir dan penyebab infeksi tractor
urinarius (pyelonephritis cysticis) pada manusia yang dirawat di rumah sakit
(nosocomial infection). pencegahan infeksi bakteri ini dilakukan dengan
perawatan yang sebaik-baiknya di rumah sakit, antara lain: pemakaian antibiotic
secara tepat, tindakan antiseptic secara benar.
6) Klebsiella pneumonia
Bakteri ini sering menimbulkan pada tractus urinarius karena
nosocomial infection, meningitis, dan pneumonia pada penderita diabetes
mellitus atau pecandu alcohol.gejala pneumonia yang disebabkan oleh bakteri ini
berupa gejala demam akut, malaise (lesu), dan batuk kering, kemudian batuknya
menjadi produktif dan menghasilkan sputum berdarah dan purulent (nanah). bila
penyakitnya berlanjut, akan terjadi abses, nekrosis jaringan paru,
bronchiectasi dan vibrosis paru-paru. Pencegahan dilakukan dengan peningkatan derajat
kesehatan dan daya tahan tubuh.pencegahan nosocomial infection dilakukan dengan
cara kerja yanng aseptik pada perawatan pasien di rumah sakit.
7) Proteus vulgaris
Penyakit yang ditimbulkan berupa infeksi tractus urinarius
pada nosocomial infection.pencegahan nosocomial infection dilakukan dengan
menggunakan kateter dalam keadaan steril.
8) Salmonella typhi
Penyakit yang ditimbulkan yaitu penyakit typhus
abdominalis.gejalanya berupa demam dengan suhu tinggi (400C), seringkali
meracau dan gelisah (delirium), lemah, apatis, anoreksia, dan sakit kepala, ada
yang mengalami diare tetapi umumnya mengalami konstipasi. pencegahan dilakukan
dengan menjaga kebersihan makanan dan minuman, peningkatan higien pribadi,
perbaikan sumber air untuk keperluan rumah tangga, peningkatan sanitasi
lingkungan khususnya perbaikan cara pembuanagn feses manusia serta
pemberantasan tikus dan lalat.
9) Shigella dysenteriae
Penyakit yang ditimbulkan yaitu disentri basiler dengan
gejala yang biasanya dating mendadak berupa demam, sakit perut bagian bawah,
diare, fesenya cair, bercampur lendir dan darah.Pada penyakit yang berat dapat
disertai muntah, dehidrasi, kolaps, bahkan menyebabkan kematian.Penularan
adalah lewat feses penderita.Pencegahan dilakukan dengan mencaga kebersihan
makanan dan minuman, peningkatan sanitasi lingkungan dan hygene pribadi.
10) Pasteurella pestis (Yersenia pestis)
Penyakit pes adalah penyakit yang menyerang binatang
pengerat, tetapi dapat menular pada manusia dengan perantaraan gigitan kutu
tikus yang disebut Xenopsylla cheopis.Gejalanya adalah demam dan menggigil.
Bakteri akan ikut dengan aliran limfa sementara tubuh mengerahkan leukosit
sehinggA kelenjar limfa regional akan membengkak dan sakit. Pembengkakan ini
disebut bubo yang sering kali pecah dan mengeluarkan nanah.Pencegahan dilakukan
dengan mengisolasi pasien dalam kamar tersendiri agar tidak menulari orang yang
sehat, peningkatan sanitasi dan untuk memberantas kutu-kutunya, serta
vaksinasi.
11) Haemophilus influenza
Bakteri ini menimbulkan penyakit tractus respiratorius,
system saraf dan system skelet.Pencegahan dengan vaksinasi dan menghindari
penularan.
12) Haemophilus ducrey
Menimbulkan penyakit chancroid, menular lewat hubungan
kelamin.
13) Bordetella pertussis
Bakteri ini menyebabkan batuk rejan.Pencegahan dengan
vaksinasi.
14) Staphylococcus aureus
Bakteri ini dapat menyebabkan infeksi bernanah dan abses,
infeksi pada folikel rambut dan kelenjar keringat, bisul, infeksi pada luka,
meningitis, endokarditis, pneumonia, pyelonephritis, osteomyelitis.pencegahan
dilakukan dengan meningkatkan daya tahan tubuh, hygene pribadi, dan sanitasi
lingkungan.
15) Neisseria gonorrhoea
Gejala penyakitnya adalah kencing bernanah.pada wanita
penderita yang kronis dapat menyebabkan tertutpnya saluran telur. Bayi yang
dilahirkan oleh ibu penderita penyakit ini matanya menjadi bengkak, bernanah
yang dan dapat menyebabkan kebutaan. Untuk mencegah neonatal gonorrhoea
ophtalmia pada mata bayi yang baru lahir adalah dengan diteteskan larutan penicillin
10.000 unit dalam aqua atau larutan perak nitrat 1% atau erythromycin 0,5% atau
tetracycline 1%.
16) Neisseria meningitides
Bakteri ini menyebabkan penyakit meningitis (radang selaput
otak).bila daya tahan tubuh menurun, bakteri ini dapat menyebabkan pharyngitis
bahkan pneumonia. Gejala meningitis awalnya mirip flu, demam tidak begitu
tinggi, sakit kepala, tenggorokan kering, kaku kuduk, dan lesu.
17) Streptococcus pneumonia
Merupakan bakteri penyebab penyakit pneumonias, sinusitis,
otitis media, mastoiditis, conjuctivis, meningitis, endocarditis.Sebenarnya
merupakan flora normal oropharinx, tetapi dapat menjadi berbahaya pada manusia
yang daya tahan tubuhnya menurun.
18) Corynebacterium diphtheriae
Menimbulkan penyakit dipteri pada anak-anak, dengan gejala
demam yang tidak begitu tinggi dan tenggorokan kering, diikuti dengan
pseudomemran yang pada akhirnya dapat menyebabkan aspiksia (tercekik) sehingga
penderita dapat mengalami kematian.Pencegahan dalat dilakukan dengan vaksinasi
DPT berulang mulai bayi hingga dewasa.
19) Bacillus anthracis
Merupakan bakteri penyebab penyakit antrax, yang biasanya
menyerang hewan ternak.Namun pada perkembangannya penyakit tersebut dapat
menular ke manusia melalui luka, inhalasi dan juga makanan.
Pencegahan terhadap penularan penyakit ini dapat dilakukan
dengan berbagai cara, yaitu:
a) pendidikan kesehatan
agar pekerja di peternakan berhati-hati untuk menghindari terjadinya luka atau
lecet dan menghindari kontaminasi luka/ lecet tersebut dengan bakteri.
b) Meningkatkan hygiene
pribadi
c) Penggunaan masker dan
alat-alat pengaman yang lain bagi pekerja yang bekerja di peternakan.
d) Vaksinasi
e) Meningkatkan daya
tahan tubuh.
20) Clostridium tetani
Penyakit yang ditimbulkan adalah tetanus, dengan infeksi
melalui berbagai cara, yaitu: luka tusuk, patah tulang terbuka, luka bakar,
pembedahan, penyuntikan, gigitan binatang, aborsi, melahirkan atau luka
pemotongan umbilicus. Gejalanya berupa kaku dank ram pada otot sekitar luka,
hypereflexi pada tendon extremitas yang dekat dengan luka, kaku pada leher,
rahang dan muka, dan gangguan menelan.
Pencegahan yang dapat dilakukan adalah :
a) perawatan luka yang
baik sehingga luka tidka terkontaminasi
b) pemberian antitetanus
serum pada penderita
c) imunisasi aktif
d) vaksinasi tetanus toxoid
pada ibu-ibu.
21) Clostridium botulinum
Bakteri ini sering menimbulkan keracunan makanan, hal ini
karena bakteri tersebut tumbuh dalam makanan dan menghasilkan toxin yang
berbahaya bagi manusia.Gejala penyakitnya berupa tenggorokan terasa kering,
penglihatan menjadi kabur, gangguan akomodasi, gangguan suara, kelumpuhan otot,
gangguan jantung.Pencegahan dengan menjaga kebersihan makanan dan memasaknya
sampai matang.
22) Mycobacterium tuberculosis
Pada manusia bakteri ini dapat menyebabkan penyakit
tuberculosa yang menyerang paru-paru, tulang, kelenjar lympha, ginjal, otak
bahkan kulit.Gejala yang umum dijumpai adalah batuk yang tidak kunjung
sembuh.Pencegahan dapat dilakukan dengan vaksinasi BCG dan mencegah penularan.
23) Mycobacterium leprae
Merupakan bakteri penyebab penyakit lepra, dengan gejala
pertama berupa penebalan pada kulit yang berubah warna, berupa bercak
keputih-putihan, hilang perasaannya.Bakteri ini dapat pula menyerang mata, paru-paru,
ginjal dan sebagainya.Pencegahan dilakukan dengan mencegah kontak langsung
dengan penderita dan meningkatkan daya tahan tubuh.
24) Treponema pallida
Merupakan bakteri penyebab penyakit siphilis
25) Treponema pertenue
Merupakan bakteri penyebab Framboeisa (Yaws, patek)
26) Leptospira interrogans/Leptospira
icterohaemorrhagica
Bakteri ini sebenarnya merupakan penyebab penyakit pada
tikus, namun dapat menular pada manusia melalui makanan dan minuman yang
terkontaminasi.Gejalanya berupa demam, sakit kepala, sakit otot, betis, paha,
punggung, conjuctivis, diare, konstipasi, anemiadan gangguan fungsi
ginjal.Pencegahan dilakukan dengan menjaga kebersihan makanan, minuman,
meningkatkan sanitasi lingkungan.
27) Brucella sp.
Bakteri ini terdapat pada hewan ternak. Jika memasuki tubuh
manusia dapat menyebabkan demam yang terus menerus, menggigil, lesu,
berkeringat, sakit kepala, sakit otot, nafsu makan berkurang, berat badan
menurun, sakit sendi, pneumonia, meningitis, epistaxis, pembengkakan kelenjar
lympha, spleen dan liver. Pencegahan dilakukan dengan melakukan vaksinasi pada
hewan ternak, memasak makanan atau minuman yang berasal dari hewan ternak
sampai benar-benar matang.